Pages

Subscribe:

Mengenai Saya

Guru & #Gurungaji di Berbagai lembaga pendidikan

Pengikut

Jumat, 06 Desember 2013

Penggunaan When

Tentang When

When merupakan salah satu subordinate conjunction yang digunakan untuk menyatakan hubungan waktu atau sebagai time expressionSubordinate conjunction digunakan di dalamsubordinate clause (dalam hal ini disebut time clause) untuk menjembatani hubungan dengan main/independent clause. Adapun gabungan antara time clause dengan main clausetersebut disebut complex sentence. 
Penggambarannya adalah sebagai berikut:
Complex Sentence = main clause + time clause
dimana
Time Clause = when + S + Verb-tense

Penggunaan When

When digunakan berbeda pada berbagai macam tense: present, past dan future. Beberapa penggunaannya adalah sebagai berikut.

Fungsi 1:

When digunakan pada time clause yang ketika aksinya dilakukan akan terjadi aksi lainnya. Time clause terjadi kapanpun (general time) atau setelahnya.
main clause (simple future tense) + time clause (when + simple present tense)
dimana:
simple future tense = S + will/be going to + bare infinitive
simple present tense = S + V1/be

Contoh:

NoContohKeterangan
1She’ll show you something when you are at home.
(Dia akan menunjukkanmu sesuatu ketika kamu di rumah.)
general time (kapanpun)
2I will buy a mountain bike when I get my salary.
(Saya akan membeli sebuah sepeda gunung ketika saya mendapat gaji.)
when ≈ setelah

Fungsi 2:

When digunakan pada time clause yang aksi di dalamnya merupakan tindakan yang akan dilakukan setiap suatu aksi yang lain terjadi.
main clause (simple present tense) + time clause (when + simple present tense)

Contoh:

  • Yulia, together with her friends, dines in the restaurant when she is in Bandung. (Yulia, bersama teman-temannya, makan malam di restoran tersebut ketika dia di Bandung.)
  • He apologizes when he comes late.
    (Dia meminta maaf ketika dia datang terlambat.)

Fungsi 3:

When digunakan pada time clause yang aksi di dalamnya merupakan interupsi (dengan short duration) dari suatu aksi lain yang sedang berlangsung (long duration) dimasa lalu.
main clause (past continuous tense) + time clause [when + simple past tense (interruption)]
dimana:
past continuous tense = S + was/were+ V1-ing/present participle
simple past tense = S + V2/past tense
Contoh:
NoContohKeterangan
1She was sleeping when you called her.
(Dia sedang tidur ketika kamu meneleponnya.)
aksi pada time clause (called) menginterupsi aksi pada main clause
2I was  teaching math when the student asked permission to leave the class.
(Saya sedang mengajar matematika ketika siswa tersebut minta ijin meninggalkan kelas.)
aksi pada time clause (asked) menginterupsi aksi pada main clause

Fungsi 4:

When digunakan pada time clause yang aksi di dalamnya (earlier event) terjadi sebelum aksi lainnya dimasa lalu (later event). Maknanya disini: “immediately after” (segera setelah). Disini later event hanya terjadi satu kali. Selain itu, kata ini digunakan pada time clause yang aksi didalamnya terjadi maka aksi lainnya (main clause) terjadi pula. Dalam hal ini aksi di dalam main clause merupakan kebiasaan atau terjadi berulang-ulang dimasa lampau.
main clause [simple past tense (later event)] + time clause [when + simple past tense (earlier event)]

Contoh:

NoContohKeterangan
1I often did exercise in the gym when I lived in Bandung.
(Saya sering berlatih di gym ketika tinggal di Bandung.)
aksi pada main clause merupakan kebiasaan
2When my neighbour rang the bell, I opened the door.
(Ketika tetangga saya memencet bel, saya membuka pintu.)
Aksi pada main clause terjadi segera setelah aksi pada time clause dan terjadi hanya satu kali.

Fungsi 5:

When berada pada time clause yang merupakan aksi (later event) yang langsung mengikuti aksi yang telah selesai (earlier event) pada suatu titik waktu dimasa lalu.
main clause [past perfect tense (earlier event)] + time clause [when + simple past tense (later event)]
dimana:
past perfect tense = S + had + V3/past participle
Selain when, alternatif subordinate conjunction yang dapat digunakan adalah before dan by the time dapat digunakan.

Contoh:

  • When he came last night, the cake had run out. (Ketika dia datang semalam, kue sudah habis.)
  • I had already had breakfast when he picked me up. (Saya telah sarapan ketika dia menjemput.)

Selasa, 03 Desember 2013

Pengertian Still -Yet -Already -Just

Pengertian Still / Yet / Already / Just

Still / yet / already / just merupakan adverb (kata keterangan). Empat kata ini sering digunakan pada present perfect tense. Sayangnya, penggunaan dan penempatan adverb still / yet / already / just dalam kalimat mungkin cukup membingungkan. 

Penjelasan Still / Yet / Already / Just

Penjelasan singkat adverb still / yet / already / just adalah sebagai berikut.

Still

Still adalah adverb yang digunakan untuk membicarakan sesuatu yang belum selesai atau belum ada perubahan, namun biasanya diharapkan selesai lebih cepat. Adverb ini umumnya ditempatkan di tengah kalimat (sebelum verb) dan dapat digunakan pada berbagai tense selain present perfect.

Yet

Yet digunakan untuk membicarakan sesuatu yang diharapkan akan terjadi atau telah terjadi. Yet berarti “at any time up to the present time”. Adverb ini digunakan pada kalimat negatif atau interogatif dan biasanya ditempatkan di ujung kalimat. [Baca juga: Yet sebagai Coordinate Conjunction].

Already

Already merupakan adverb yang digunakan untuk membicarakan sesuatu yang terjadi lebih cepat. Adverb ini biasanya ditempatkan di tengah kalimat.

Just

Just untuk membicarakan sesuatu yang terjadi lebih cepat. Adverb ini berarti “recently”. [Baca juga: Just sebagai Focusing Adverb]

Contoh Still / Yet / Already / Just

Beberapa contoh still /yet / already / just dalam kalimat adalah sebagai berikut.
Still / Yet / Already /JustContoh Still / Yet / Already /Just dalam Kalimat
StillThe notification letter still hasn’t come.
(Surat pemberitahuan itu masih belum datang.)
Is he still sleeping on the couch?
(Dia masih tidur di sofa?)
YetHave you read my book yet? I haven’t read your book yet. I’ll do it later.
(Kamu sudah membaca buku saya? Saya belum membaca bukumu. Saya akan lakukan nanti.)
Toni has not paid his debt yet.
(Toni belum membayar hutangnya.)
AlreadyThe invited guests has already come!
(Tamu-tamu undangan sudah datang.)
I’ve already packed my case.
(Saya sudah mengemasi kopor.)
JustI’ve just met your brother.
(Saya baru bertemu saudaramu.)
Have you just called me?
(Apa kamu baru memanggil saya?)

Sabtu, 30 November 2013

Pengertian Rumus Dan Penggunaan 16 Tenses

Pengertian Tenses

Tenses adalah bentuk kata kerja dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan waktu (sekarang, masa depan, atau masa lalu) terjadinya suatu perbuatan atau peristiwa. 

Macam-Macam, Penggunaan, Rumus dan Contoh Tenses

Berikut macam-macam, penggunaan, rumus dan contoh tenses.
Macam-Macam TensesPenggunaanRumus TensesContoh Tenses
Simple Present TenseTense ini untuk menyatakan fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini.S + V-1We agree with the speaker’s opinion.
Present Continuous TenseTense ini untuk membicarakan aksi yang sedang berlangsung sekarang atau rencana dimasa depan.S + am/is/are +present participleI’m driving a car to Bandung now.
Present Perfect TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang.S + have/has + past participlehave lived in Cilegon for 3 months.
Present Perfect Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan aksi yang telah selesai pada suatu titik dimasa lampau atau aksi telah dimulai dimasa lalu dan terus berlanjut sampai sekarang.S + have/has + been + present participleThe toddlers have been playing a ball for an hour.
Simple Past TenseTense ini untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi dimasa lampau.S + V-2The party started at 10.00 a.m.
Past Continuous TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi sedang terjadi pada waktu tertentu dimasa lampau. S + was/were + present participleThe team was playing basketball all day yesterday.
Past Perfect TenseTense ini untuk menyatakan bahwa suatu aksi telah selesai pada suatu titik di masa lalu sebelum aksi lainnya terjadi. S + had + past participleWhen he came last night, the cake had run out.
Past Perfect Continuous TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan suatu aksi (dengan durasi waktu tertentu) telah selesai pada suatu titik waktu tertentu dimasa lalu.S + had + been + present participleThe labors had been demonstrating for an hour when the manager came.
Simple Future TenseTense ini untuk menyatakan bahwa suatu aksi terjadi dimasa depan, baik secara spontan, maupun terencana. S + will + bare infinitiveYou will win the game.
Future Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan.S + will + be + present participleHe will be sleeping at 10 p.m.
Future Perfect TenseTense ini untuk mengungkapkan bahwa suatu aktivitas akan sudah selesai pada suatu titik waktu di masa depan.S + will + have + past participleAt this time next month, I’ll have finished my English course.
Future Perfect Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi akan sudah berlangsung selama sekian lama pada titik waktu tertentu di masa depan.S + will + have + been + present participleThe cat will have been sleeping long when you get home.
Simple Past Future TenseTense ini untuk menyatakan suatu aksi yang akan dilakukan, membuat prediksi, dan membuat janji di masa depan pada saat berada dimasa lalu.S + would + bare infinitiveHe would forgive you.
Past Future Continuous TenseTense ini untuk membicarakan suatu aksi yang akan sedang berlangsung (berupa prediksi/rencana) di masa depan pada saat berada dimasa lalu.S + would + be + present participleShe would be workingat nine o’clock this morning.
Past Future Perfect TenseTense ini untuk membicarakan suatu aksi aktivitas yang akan telah dilakukan di masa lalu. Bentuk ini juga digunakan pada conditional sentence type 3.S + would + have + past participleI thought you would have slept by the time I arrived.
Past Future Perfect Continuous TenseMirip dengan future perfect continuous tense, namun realisasi aksi yang dilakukan dapat diketahui sekarang karena aksinya terjadi di masa lampau.S + would + have + been + present participleHe would have been working as a civil engineer in Jakarta by the end of this week last month.
Catatan: Lihat referensi pada masing-masing halaman tense.

Rabu, 27 November 2013

Pengertian Dan Rumus Future Continuous Tense

Pengertian Future Continuous Tense

Future continuous tense adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan. Aksi tersebut telah dimulai tapi belum selesai pada saat itu. 

Rumus Future Continuous Tense

Future continuous tense dibentuk dengan auxiliary verb will danbe, dan present participle (-ing form). Secara umum future continuous tense umumnya hanya terjadi pada aksi berupa dynamic verb, tidak stative verb karena umumnya hanya dynamic verb yang memiliki bentuk continuous. [Baca: Stative Verb dengan Bentuk Progressive] Dengan demikian rumus future continuous tense untuk kalimat positif, negatif, dan interogatif adalah sebagai berikut.
Jenis KalimatRumusContoh Future Continuous Tense
positif
(+)
S + will be + V1-ing/present participleHe will be sleeping
You and I will be walking
negatif
(-)
S + will + not + be + V1-ing/present participleHe will not be sleeping
You and I won’t be walking
interogatif
(?)
Will + S + be + V1-ing/present participleWill he be sleeping
Will you and I be walking

Contoh Future Continuous Tense

Beberapa contoh kalimat future continuous tense adalah sebagai berikut.
FungsiContoh Kalimat Future Continuous Tense
Future continuous tense untuk mengindikasikan suatu aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan.I together with my friend will be walking on Carita Beach tomorrow morning.
(Saya bersama dengan teman akan berjalan-jalan di Pantai Carita besok pagi.)
Reny will be working at the office when you arrive.
(Reny akan sedang kerja di kantor ketika kamu tiba.)
He will be sleeping at 10 p.m.
(Dia akan sedang tidur jam 10 malam.)

Selasa, 12 November 2013

Media Pembelajaran Bahasa Inggris

Media Pembelajaran Bahasa Inggris

10SEP
Menjadi bagian dari tim penyusun buku panduan guru Bahasa Inggris sebagai dokumen penunjang implementasi Kurikulum 2013 merupakan sebuah kesempatan bagi saya pribadi untuk dapat berbagi ide, pikiran, dan gagasan untuk proses pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih baik lagi. Dokumen yang masih disempurnakan ini merupakan salah satu bagian dari satu keutuhan naskah buku panduan guru Bahasa Inggris. Tulisan di bawah ini masih berbentuk draft yang perlu disempurnakan agar menjadi jauh lebih baik. Semoga dapat memberikan tambahan informasi untuk beberapa pihak yang membutuhkan.
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada peserta didik.
Terdapat beberapa tujuan penyediaan media pembelajaran, seperti:
  • Menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
  • Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
  • Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih maupun menggunakan media pembelajaran diantaranya adalah:
  • Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
  • Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
  • Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
  • Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
  • Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
  • Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
  • Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terdapat beberapa media dan sumber pembelajaran yang dapat dipergunakan, seperti:
  • Model ucapan dan tindakan guru menggunakan setiap tindakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan benar, tepat, dan dengan sikap yang sesuai.
  • Contoh peragaan dalam bentuk  rekaman CD/VCD/ DVD/kaset
  • Contoh interaksi tertulis
  • Contoh teks tertulis
  • Teks atau latihan dari buku teks Bahasa Inggris
  • Teks dari buku non-teks
  • Sumber dari internet, seperti:
-            www.dailyenglish.com
Terdapat beberapa jenis media dan sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Media dan sumber belajar yang ada diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami proses pembelajaran Bahasa Inggris secara lebih kontekstual. Dalam ini, perlu diperhatikan sejak awal bahwa media maupun sumber belajar yang ada hanyalah sebagai alat bantu, sedangkan fokus utama dalam pembelajaran Bahasa adalah sebuah komunikasi, baik itu merupakan komunikasi interpersonal, transaksional, maupun fungsional secara lisan dan juga tulisan.
Berikut merupakan beberapa sumber belajar yang dapat dioptimalisasi oleh guru maupun peserta didik.
1.    Guru
Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, guru merupakan salah satu sumber utama yang dapat dioptimalkan. Peranan seorang guru Bahasa Inggris bukan hanya sebagai pendamping dan pengarah, tetapi lebih utama sebagai contoh untuk proses pembelajaran – baik dalam sikap maupun keterampilan.
Salam segi sikap, sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yang ada di poin 2 Bahasa Inggris, diharapkan guru dapat menjadi model yang baik dalam penerapan sikap-sikap berikut sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Berikut merupakan sikap yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan KD yang telah ditetapkan:
2.1.    Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
2.2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3.    Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
Contoh situasi dalam hal komunikasi interpersonal adalah ketika seorang guru menyapa peserta didik di pagi hari tanpa harus menunggu siswa untuk menyapa terlebih dahulu. Selain itu, akan lebih baik ketika guru pun menyapa dengan senyum sehingga perilaku santun dapat tercermin di dalamnya. Jika seorang guru sudah dapat memperlihatkan sikap santun dan peduli dalam kehidupan sehari-hari, maka peserta didik pun akan lebih mudah ketika menjadikan guru sebagai model pembelajaran dalam hal sikap.
Dalam segi keterampilan, seorang guru diharapkan dapat menjadi model untuk 4 keterampilan utama dalam berbahasa: membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sebagai orang pertama yang berhadapan langsung dengan peserta didik dalam hal penyampaian informasi, akan jauh lebih baik ketika seorang guru tidak hanya berbicara mengenai teori yang ada (tertuang dalam KD 3), tetapi pula mempraktekan keterampilan yang ada (tertuang dalam KD 4).
Dalam hal kemampuan yang diperoleh (receptive skills): menyimak dan membaca, seorang guru diharapkan memiliki minat yang tinggi dalam hal menerima informasi. Dengan memperkenalkan peserta didik kepada beberapa film berkualitas yang dapat dibahas, beberapa lagu yang memang sedang populer (sesuai dengan KD bahasa Inggris), ataupun buku yang memang cukup menarik, maka guru dapat menjadi model pembelajaran yang baik untuk peserta didik.
Dalam hal kemampuan yang diproduksi (productive skills): berbicara dan menulis, seorang guru pun akan lebih baik ketika dapat menjadi model ril dalam hal keterampilan berbahasa. Pada kelompok menulis, penulisan kosa kata (vocabullary), tanda baca (punctuation), penulisan tata bahasa (grammar), maupun originalitas penulisan merupakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan.
Dalam hal kosakata (vocabullary) maupun tata bahasa (grammar) mungkin sudah dijadikan aspek-aspek utama yang menjadi perhatian guru dalam memberikan model yang baik. Namun dalam hal penulisan tanda baca(punctuation), masih ada beberapa guru yang luput untuk memperhatikannya. Salah satu contoh kecil dalam hal ini adalah ketika seorang guru menulis di papan tulis, terkadang beberapa guru melupakan tanda baca titik (.) yang seharusnya dituliskan di setiap akhir kalimat. Pun ketika memeriksa hasil tulisan peserta didik, terkadang guru pun tidak terlalu memperhatikan keberadaan titik pada hasil tulisan peserta didik. Selain itu, penulisan huruf besar dan huruf kecil pun patut memperoleh perhatian lebih. Dewasa ini, beberapa peserta didik senang menuliskan huruf besar di tengah-tengah kata. Hal ini tentu saja akan lebih baik jika diantisipasi dari awal. Serta tentu saja, peranan guru akan jauh lebih baik muncul di sini sebagai model yang baik.
Pada kelompok keterampilan berbicara, seorang guru diharapkan dapat memberikan contoh yang baik dari segi pengucapan (pronounciation), intonasi (intonation), word stress (tekanan kata), kelancaran (fluency), maupun ketelitian (accuracy). Ketika guru sudah dapat memberikan contoh yang baik dalam berbicara, maka peserta didik pun akan dapat lebih cepat mengadopsi ketika berbicara dengan pihak lain.
2.    Peserta Didik
Peserta didik pun dapat menjadi sumber belajar dalam proses belajar Bahasa Inggris. Mulai dari bagian tubuh, informasi pribadi, termasuk anggota keluarga dapat menjadi sumber belajar yang mudah diperoleh dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Sebagai contoh, ketika proses pembelajaran mengenai anggota tubuh, guru sebenarnya dapat menyiapkan torso, kerangka, maupun gambar mengenai anggota tubuh. Tetapi sebenarnya akan lebih mudah ketika peserta didik dapat menggunakan anggota tubuh mereka sendiri sebagai sumber belajar. Setelah menggunakan anggota tubuh mereka, barulah guru dapat memperkuat penguatan pemahaman dengan media pembelajaran lainnya. Satu hal yang patut disadari, jangan sampai guru mencari dan menyiapkan sesuatu yang membutuhkan usaha ekstra, tetapi melupakan apa yang ada di sekitarnya.
Tetapi perlu digarisbawahi bahwa ketika menggunakan media berupa benda, bukan benda tersebut yang menjadi inti pembelajaran, melainkan bahasa yang tertulis ataupun yang terucapkan. Misalnya ketika mengenalkan bagian wajah, bukan mengamati letak mata, telinga, ataupun bibir, tetapi bagaimana melafalkan kata eyes, ears, lips dengan bunyi yang jangan sampai tertinggal dan juga bagaimana menuliskannya. Perlu diingat bahwa pembelajaran bahasa terfokus kepada bahasa lisan dan tulisan, bukan hanya mengenal nama-nama bendanya saja.
3.    Lingkungan Kelas
Sebuah ruangan kelas dapat menjadi model pembelajaran yang baik juga dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Barang-barang yang ada di dalam kelas dapat kita beri label dalam bahasa Inggris sehingga para peserta didik dapat tetap berada di lingkungan berbahasa Inggris (English Environment). Selain itu, beberapa hasil karya peserta didik maupun poster-poster yang memuat informasi berbahasa Inggris pun dapat dipajang di dalam lingkungan kelas sehingga peserta didik dapat tetap memperoleh proses pembelajaran secara visual.
Lagi-lagi,perlu ditekankan bahwa benda yang digunakan sebagai media bukanlah inti pembelajaran. Tetapi bagaimana seorang guru menunjukan sebuah buku dan berkata “This is a book.” (artikel a jangan sampai tertinggal, dan ketika tertulis, huruf besar dituliskan di awal kalimat dan tanda titik jangan sampai tertinggal) dan juga ketika guru memperlihatkan dua buah buku dan berkata “These are my books.” (guru terfokus dengan perbedaan penulisan dan pengucapan antara this dan theseis dan are, serta penggunaan s).
4.    Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah pun memiliki peranan penting sebagai sumber belajar. Jangan sampai proses pembelajaran hanya terbatas oleh sebuah ruangan kelas. Ketika proses pembelajaran dapat dilaksanakan di luar kelas, tentu akan lebih menarik bagi peserta didik untuk menjalani sebuah proses pembelajaran.
Di beberapa bagian sekolah, terdapat beberapa tempat yang memungkinkan digunakan sebagai alternatif tempat pelaksanaan pembelajaran, seperti: perpustakaan, kantin, ataupun halaman sekolah. Ruangan-ruangan yang ada di sekitar sekolah pun dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk mengenal nama-nama ruangan.
Sesuai dengan salah satu KD yang ada di Bahasa Inggris, mengenai list dan label, maka ketika guru bekerja sama dengan peserta didik untuk memberikan label nama di benda-benda yang ada di lingkungan sekolah seperti trash bin, door, window, dan lain sebagainya, serta nama-nama ruangan, seperti library, classroom, canteen, dan lain sebagainya; maka proses pembelajaran bahasa Inggris dapat tetap berlangsung walaupun tidak berada di dalam ruangan kelas.
Selain lingkungan yang ada di dalam sekolah, para peserta didik pun dapat diajak untuk keluar melihat tempat-tempat yang memungkinkan untuk dikunjungi yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Untuk sekolah yang letaknya berdekatan dengan jalan, maka peserta didik dapat diajak secara langsung untuk mengenal kosakata jenis-jenis kendaraan secara langsung. Jika di sekolah terdapat kebun ataupun lapangan, maka peserta didik dapat mengenal langsung kosakata nama-nama bagian dari tumbuhan ataupun nama-nama binatang yang ada di tempat terbuka.
Dalam hal ini, label-label kata tertulis yang tersebar di lingkungan sekolah akan membantu siswa dalam kemampuan pengenalan kosa kata (vocabullary). Sehingga, yang menjadi fokus proses pembelajaran bukanlah peserta didik mengenal bendanya, tetapi bagaimana peserta didik mengetahui bagaimana cara menuliskannya dan juga melafalkannya dengan baik dan benar.
5.    Lingkungan Kota/Daerah
Dalam sebuah lingkungan tertentu, tentunya terdapat beberapa tempat umum (public places) yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Kegiatan jalan-jalan (field trip) ke beberapa tempat umum ini pun dapat dijadikan sebagai sumber belajar Bahasa Inggris. Ketika mata pelajaran Bahasa Inggris dapat bekerja sama dengan mata pelajaran lain, maka proses pembelajaran pun akan jauh lebih menarik.
Contoh kegiatan, peserta didik dapat pergi ke kebun binatang untuk mengenal cara penulisan nama-nama binatang (untuk mata pelajaran Bahasa Inggris) dan juga jenis-jenis binatang (mata pelajaran Biologi). Ketika peserta didik melaksanakan field trip ke Museum bekerja sama dengan mata pelajaran Sejarah, maka peserta didik dapat melatih komunikasi berbahasanya untuk menjelaskan beberapa benda menarik yang dapat ditemukan di sana.
Berikut beberapa contoh lain tempat umum yang dapat dikunjungi beserta mata pelajaran lain yang memungkinkan untuk terlibat:
  • Bank, fokus kebahasaan: mengenal secara langsung format isian berbahasa Inggris yang ada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPS atau Ekonomi).
  • Pusat Perbelanjaan, fokus kebahasaan: mengetahui penulisan nama-nama benda yang dijual, ataupun jika memungkinkan berinteraksi dengan wisatawan asing yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran Matematika, IPS, ataupun PKn).
  • Rumah Sakit, fokus kebahasaan: mengenal istilah-istilah kedokteran umum dalam bahasa Inggris, mengetahui beberapa tanda yang ada di sana, ataupun berinteraksi dengan foreign people yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPA ataupun PKn).
6.    Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
Dalam hal pemanfaatan teknologi, komputerisasi menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat membantu guru maupun peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan OHP maupun in focus sudah umum dilaksanakan di banyak sekolah.
Selain itu, media internet pun dapat digunakan dalam mengoptimalisasi proses pembelajaran Bahasa Inggris. Terdapat banyak sumber belajar yang dapat kita temukan melalui internet. Namun, dalam hal ini guru tetap diharapkan mampu membantu mengarahkan peserta didik untuk memilih dan mensortir informasi yang diperoleh melalui internet.
Kecanggihan teknologi pun dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, seperti penggunaan media blog dan e-mail  dalam mengumpulkan hasil karya siswa, penggunaan social media, seperti Yahoo Messenger, Facebook Messenger, Twitter, What’s App, Line, WeChat, KakaoTalk, maupun BlackBerry Messenger sebagai sarana untuk berkomunikasi secara langsung antara guru dan peserta didik.
Sebagai ilustrasi, seorang guru dapat membentuk sebuah group di sebuah media sosial sehingga peserta didik dapat berdiskusi ataupun mengumpulkan tugas tanpa harus tertulis di dalam kertas. Guru pun dapat memberikan feedback secara langsung atas apa yang didiskusikan maupun dituliskan oleh peserta didik. Dalam waktu tertentu, guru pun dapat membuat quiz sehingga perbincangan di media maya dapat lebih menarik namun tetap terarah.
Sering kali, di beberapa daerah terdapat kendala dalam pemanfaatan TIK terkait dengan sarana dan prasarana pendukung. Namun, diharapkan para guru dalam hal ini tidak patah arang untuk berkreasi dan berinovasi dengan kondisi yang ada. Sarana komunikasi yang terbatas dapat terjembatani dengan feedback langsung yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.