Pages

Subscribe:

Mengenai Saya

Guru & #Gurungaji di Berbagai lembaga pendidikan

Pengikut

Sabtu, 30 November 2013

Pengertian Rumus Dan Penggunaan 16 Tenses

Pengertian Tenses

Tenses adalah bentuk kata kerja dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan waktu (sekarang, masa depan, atau masa lalu) terjadinya suatu perbuatan atau peristiwa. 

Macam-Macam, Penggunaan, Rumus dan Contoh Tenses

Berikut macam-macam, penggunaan, rumus dan contoh tenses.
Macam-Macam TensesPenggunaanRumus TensesContoh Tenses
Simple Present TenseTense ini untuk menyatakan fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini.S + V-1We agree with the speaker’s opinion.
Present Continuous TenseTense ini untuk membicarakan aksi yang sedang berlangsung sekarang atau rencana dimasa depan.S + am/is/are +present participleI’m driving a car to Bandung now.
Present Perfect TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang.S + have/has + past participlehave lived in Cilegon for 3 months.
Present Perfect Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan aksi yang telah selesai pada suatu titik dimasa lampau atau aksi telah dimulai dimasa lalu dan terus berlanjut sampai sekarang.S + have/has + been + present participleThe toddlers have been playing a ball for an hour.
Simple Past TenseTense ini untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi dimasa lampau.S + V-2The party started at 10.00 a.m.
Past Continuous TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi sedang terjadi pada waktu tertentu dimasa lampau. S + was/were + present participleThe team was playing basketball all day yesterday.
Past Perfect TenseTense ini untuk menyatakan bahwa suatu aksi telah selesai pada suatu titik di masa lalu sebelum aksi lainnya terjadi. S + had + past participleWhen he came last night, the cake had run out.
Past Perfect Continuous TenseTense ini digunakan untuk mengungkapkan suatu aksi (dengan durasi waktu tertentu) telah selesai pada suatu titik waktu tertentu dimasa lalu.S + had + been + present participleThe labors had been demonstrating for an hour when the manager came.
Simple Future TenseTense ini untuk menyatakan bahwa suatu aksi terjadi dimasa depan, baik secara spontan, maupun terencana. S + will + bare infinitiveYou will win the game.
Future Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan.S + will + be + present participleHe will be sleeping at 10 p.m.
Future Perfect TenseTense ini untuk mengungkapkan bahwa suatu aktivitas akan sudah selesai pada suatu titik waktu di masa depan.S + will + have + past participleAt this time next month, I’ll have finished my English course.
Future Perfect Continuous TenseTense ini untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi akan sudah berlangsung selama sekian lama pada titik waktu tertentu di masa depan.S + will + have + been + present participleThe cat will have been sleeping long when you get home.
Simple Past Future TenseTense ini untuk menyatakan suatu aksi yang akan dilakukan, membuat prediksi, dan membuat janji di masa depan pada saat berada dimasa lalu.S + would + bare infinitiveHe would forgive you.
Past Future Continuous TenseTense ini untuk membicarakan suatu aksi yang akan sedang berlangsung (berupa prediksi/rencana) di masa depan pada saat berada dimasa lalu.S + would + be + present participleShe would be workingat nine o’clock this morning.
Past Future Perfect TenseTense ini untuk membicarakan suatu aksi aktivitas yang akan telah dilakukan di masa lalu. Bentuk ini juga digunakan pada conditional sentence type 3.S + would + have + past participleI thought you would have slept by the time I arrived.
Past Future Perfect Continuous TenseMirip dengan future perfect continuous tense, namun realisasi aksi yang dilakukan dapat diketahui sekarang karena aksinya terjadi di masa lampau.S + would + have + been + present participleHe would have been working as a civil engineer in Jakarta by the end of this week last month.
Catatan: Lihat referensi pada masing-masing halaman tense.

Rabu, 27 November 2013

Pengertian Dan Rumus Future Continuous Tense

Pengertian Future Continuous Tense

Future continuous tense adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan. Aksi tersebut telah dimulai tapi belum selesai pada saat itu. 

Rumus Future Continuous Tense

Future continuous tense dibentuk dengan auxiliary verb will danbe, dan present participle (-ing form). Secara umum future continuous tense umumnya hanya terjadi pada aksi berupa dynamic verb, tidak stative verb karena umumnya hanya dynamic verb yang memiliki bentuk continuous. [Baca: Stative Verb dengan Bentuk Progressive] Dengan demikian rumus future continuous tense untuk kalimat positif, negatif, dan interogatif adalah sebagai berikut.
Jenis KalimatRumusContoh Future Continuous Tense
positif
(+)
S + will be + V1-ing/present participleHe will be sleeping
You and I will be walking
negatif
(-)
S + will + not + be + V1-ing/present participleHe will not be sleeping
You and I won’t be walking
interogatif
(?)
Will + S + be + V1-ing/present participleWill he be sleeping
Will you and I be walking

Contoh Future Continuous Tense

Beberapa contoh kalimat future continuous tense adalah sebagai berikut.
FungsiContoh Kalimat Future Continuous Tense
Future continuous tense untuk mengindikasikan suatu aksi yang akan sedang terjadi pada waktu tertentu di masa depan.I together with my friend will be walking on Carita Beach tomorrow morning.
(Saya bersama dengan teman akan berjalan-jalan di Pantai Carita besok pagi.)
Reny will be working at the office when you arrive.
(Reny akan sedang kerja di kantor ketika kamu tiba.)
He will be sleeping at 10 p.m.
(Dia akan sedang tidur jam 10 malam.)

Selasa, 12 November 2013

Media Pembelajaran Bahasa Inggris

Media Pembelajaran Bahasa Inggris

10SEP
Menjadi bagian dari tim penyusun buku panduan guru Bahasa Inggris sebagai dokumen penunjang implementasi Kurikulum 2013 merupakan sebuah kesempatan bagi saya pribadi untuk dapat berbagi ide, pikiran, dan gagasan untuk proses pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih baik lagi. Dokumen yang masih disempurnakan ini merupakan salah satu bagian dari satu keutuhan naskah buku panduan guru Bahasa Inggris. Tulisan di bawah ini masih berbentuk draft yang perlu disempurnakan agar menjadi jauh lebih baik. Semoga dapat memberikan tambahan informasi untuk beberapa pihak yang membutuhkan.
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada peserta didik.
Terdapat beberapa tujuan penyediaan media pembelajaran, seperti:
  • Menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
  • Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
  • Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih maupun menggunakan media pembelajaran diantaranya adalah:
  • Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
  • Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
  • Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
  • Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
  • Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
  • Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
  • Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terdapat beberapa media dan sumber pembelajaran yang dapat dipergunakan, seperti:
  • Model ucapan dan tindakan guru menggunakan setiap tindakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan benar, tepat, dan dengan sikap yang sesuai.
  • Contoh peragaan dalam bentuk  rekaman CD/VCD/ DVD/kaset
  • Contoh interaksi tertulis
  • Contoh teks tertulis
  • Teks atau latihan dari buku teks Bahasa Inggris
  • Teks dari buku non-teks
  • Sumber dari internet, seperti:
-            www.dailyenglish.com
Terdapat beberapa jenis media dan sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Media dan sumber belajar yang ada diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami proses pembelajaran Bahasa Inggris secara lebih kontekstual. Dalam ini, perlu diperhatikan sejak awal bahwa media maupun sumber belajar yang ada hanyalah sebagai alat bantu, sedangkan fokus utama dalam pembelajaran Bahasa adalah sebuah komunikasi, baik itu merupakan komunikasi interpersonal, transaksional, maupun fungsional secara lisan dan juga tulisan.
Berikut merupakan beberapa sumber belajar yang dapat dioptimalisasi oleh guru maupun peserta didik.
1.    Guru
Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, guru merupakan salah satu sumber utama yang dapat dioptimalkan. Peranan seorang guru Bahasa Inggris bukan hanya sebagai pendamping dan pengarah, tetapi lebih utama sebagai contoh untuk proses pembelajaran – baik dalam sikap maupun keterampilan.
Salam segi sikap, sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yang ada di poin 2 Bahasa Inggris, diharapkan guru dapat menjadi model yang baik dalam penerapan sikap-sikap berikut sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Berikut merupakan sikap yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan KD yang telah ditetapkan:
2.1.    Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
2.2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3.    Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
Contoh situasi dalam hal komunikasi interpersonal adalah ketika seorang guru menyapa peserta didik di pagi hari tanpa harus menunggu siswa untuk menyapa terlebih dahulu. Selain itu, akan lebih baik ketika guru pun menyapa dengan senyum sehingga perilaku santun dapat tercermin di dalamnya. Jika seorang guru sudah dapat memperlihatkan sikap santun dan peduli dalam kehidupan sehari-hari, maka peserta didik pun akan lebih mudah ketika menjadikan guru sebagai model pembelajaran dalam hal sikap.
Dalam segi keterampilan, seorang guru diharapkan dapat menjadi model untuk 4 keterampilan utama dalam berbahasa: membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sebagai orang pertama yang berhadapan langsung dengan peserta didik dalam hal penyampaian informasi, akan jauh lebih baik ketika seorang guru tidak hanya berbicara mengenai teori yang ada (tertuang dalam KD 3), tetapi pula mempraktekan keterampilan yang ada (tertuang dalam KD 4).
Dalam hal kemampuan yang diperoleh (receptive skills): menyimak dan membaca, seorang guru diharapkan memiliki minat yang tinggi dalam hal menerima informasi. Dengan memperkenalkan peserta didik kepada beberapa film berkualitas yang dapat dibahas, beberapa lagu yang memang sedang populer (sesuai dengan KD bahasa Inggris), ataupun buku yang memang cukup menarik, maka guru dapat menjadi model pembelajaran yang baik untuk peserta didik.
Dalam hal kemampuan yang diproduksi (productive skills): berbicara dan menulis, seorang guru pun akan lebih baik ketika dapat menjadi model ril dalam hal keterampilan berbahasa. Pada kelompok menulis, penulisan kosa kata (vocabullary), tanda baca (punctuation), penulisan tata bahasa (grammar), maupun originalitas penulisan merupakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan.
Dalam hal kosakata (vocabullary) maupun tata bahasa (grammar) mungkin sudah dijadikan aspek-aspek utama yang menjadi perhatian guru dalam memberikan model yang baik. Namun dalam hal penulisan tanda baca(punctuation), masih ada beberapa guru yang luput untuk memperhatikannya. Salah satu contoh kecil dalam hal ini adalah ketika seorang guru menulis di papan tulis, terkadang beberapa guru melupakan tanda baca titik (.) yang seharusnya dituliskan di setiap akhir kalimat. Pun ketika memeriksa hasil tulisan peserta didik, terkadang guru pun tidak terlalu memperhatikan keberadaan titik pada hasil tulisan peserta didik. Selain itu, penulisan huruf besar dan huruf kecil pun patut memperoleh perhatian lebih. Dewasa ini, beberapa peserta didik senang menuliskan huruf besar di tengah-tengah kata. Hal ini tentu saja akan lebih baik jika diantisipasi dari awal. Serta tentu saja, peranan guru akan jauh lebih baik muncul di sini sebagai model yang baik.
Pada kelompok keterampilan berbicara, seorang guru diharapkan dapat memberikan contoh yang baik dari segi pengucapan (pronounciation), intonasi (intonation), word stress (tekanan kata), kelancaran (fluency), maupun ketelitian (accuracy). Ketika guru sudah dapat memberikan contoh yang baik dalam berbicara, maka peserta didik pun akan dapat lebih cepat mengadopsi ketika berbicara dengan pihak lain.
2.    Peserta Didik
Peserta didik pun dapat menjadi sumber belajar dalam proses belajar Bahasa Inggris. Mulai dari bagian tubuh, informasi pribadi, termasuk anggota keluarga dapat menjadi sumber belajar yang mudah diperoleh dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Sebagai contoh, ketika proses pembelajaran mengenai anggota tubuh, guru sebenarnya dapat menyiapkan torso, kerangka, maupun gambar mengenai anggota tubuh. Tetapi sebenarnya akan lebih mudah ketika peserta didik dapat menggunakan anggota tubuh mereka sendiri sebagai sumber belajar. Setelah menggunakan anggota tubuh mereka, barulah guru dapat memperkuat penguatan pemahaman dengan media pembelajaran lainnya. Satu hal yang patut disadari, jangan sampai guru mencari dan menyiapkan sesuatu yang membutuhkan usaha ekstra, tetapi melupakan apa yang ada di sekitarnya.
Tetapi perlu digarisbawahi bahwa ketika menggunakan media berupa benda, bukan benda tersebut yang menjadi inti pembelajaran, melainkan bahasa yang tertulis ataupun yang terucapkan. Misalnya ketika mengenalkan bagian wajah, bukan mengamati letak mata, telinga, ataupun bibir, tetapi bagaimana melafalkan kata eyes, ears, lips dengan bunyi yang jangan sampai tertinggal dan juga bagaimana menuliskannya. Perlu diingat bahwa pembelajaran bahasa terfokus kepada bahasa lisan dan tulisan, bukan hanya mengenal nama-nama bendanya saja.
3.    Lingkungan Kelas
Sebuah ruangan kelas dapat menjadi model pembelajaran yang baik juga dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Barang-barang yang ada di dalam kelas dapat kita beri label dalam bahasa Inggris sehingga para peserta didik dapat tetap berada di lingkungan berbahasa Inggris (English Environment). Selain itu, beberapa hasil karya peserta didik maupun poster-poster yang memuat informasi berbahasa Inggris pun dapat dipajang di dalam lingkungan kelas sehingga peserta didik dapat tetap memperoleh proses pembelajaran secara visual.
Lagi-lagi,perlu ditekankan bahwa benda yang digunakan sebagai media bukanlah inti pembelajaran. Tetapi bagaimana seorang guru menunjukan sebuah buku dan berkata “This is a book.” (artikel a jangan sampai tertinggal, dan ketika tertulis, huruf besar dituliskan di awal kalimat dan tanda titik jangan sampai tertinggal) dan juga ketika guru memperlihatkan dua buah buku dan berkata “These are my books.” (guru terfokus dengan perbedaan penulisan dan pengucapan antara this dan theseis dan are, serta penggunaan s).
4.    Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah pun memiliki peranan penting sebagai sumber belajar. Jangan sampai proses pembelajaran hanya terbatas oleh sebuah ruangan kelas. Ketika proses pembelajaran dapat dilaksanakan di luar kelas, tentu akan lebih menarik bagi peserta didik untuk menjalani sebuah proses pembelajaran.
Di beberapa bagian sekolah, terdapat beberapa tempat yang memungkinkan digunakan sebagai alternatif tempat pelaksanaan pembelajaran, seperti: perpustakaan, kantin, ataupun halaman sekolah. Ruangan-ruangan yang ada di sekitar sekolah pun dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk mengenal nama-nama ruangan.
Sesuai dengan salah satu KD yang ada di Bahasa Inggris, mengenai list dan label, maka ketika guru bekerja sama dengan peserta didik untuk memberikan label nama di benda-benda yang ada di lingkungan sekolah seperti trash bin, door, window, dan lain sebagainya, serta nama-nama ruangan, seperti library, classroom, canteen, dan lain sebagainya; maka proses pembelajaran bahasa Inggris dapat tetap berlangsung walaupun tidak berada di dalam ruangan kelas.
Selain lingkungan yang ada di dalam sekolah, para peserta didik pun dapat diajak untuk keluar melihat tempat-tempat yang memungkinkan untuk dikunjungi yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Untuk sekolah yang letaknya berdekatan dengan jalan, maka peserta didik dapat diajak secara langsung untuk mengenal kosakata jenis-jenis kendaraan secara langsung. Jika di sekolah terdapat kebun ataupun lapangan, maka peserta didik dapat mengenal langsung kosakata nama-nama bagian dari tumbuhan ataupun nama-nama binatang yang ada di tempat terbuka.
Dalam hal ini, label-label kata tertulis yang tersebar di lingkungan sekolah akan membantu siswa dalam kemampuan pengenalan kosa kata (vocabullary). Sehingga, yang menjadi fokus proses pembelajaran bukanlah peserta didik mengenal bendanya, tetapi bagaimana peserta didik mengetahui bagaimana cara menuliskannya dan juga melafalkannya dengan baik dan benar.
5.    Lingkungan Kota/Daerah
Dalam sebuah lingkungan tertentu, tentunya terdapat beberapa tempat umum (public places) yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Kegiatan jalan-jalan (field trip) ke beberapa tempat umum ini pun dapat dijadikan sebagai sumber belajar Bahasa Inggris. Ketika mata pelajaran Bahasa Inggris dapat bekerja sama dengan mata pelajaran lain, maka proses pembelajaran pun akan jauh lebih menarik.
Contoh kegiatan, peserta didik dapat pergi ke kebun binatang untuk mengenal cara penulisan nama-nama binatang (untuk mata pelajaran Bahasa Inggris) dan juga jenis-jenis binatang (mata pelajaran Biologi). Ketika peserta didik melaksanakan field trip ke Museum bekerja sama dengan mata pelajaran Sejarah, maka peserta didik dapat melatih komunikasi berbahasanya untuk menjelaskan beberapa benda menarik yang dapat ditemukan di sana.
Berikut beberapa contoh lain tempat umum yang dapat dikunjungi beserta mata pelajaran lain yang memungkinkan untuk terlibat:
  • Bank, fokus kebahasaan: mengenal secara langsung format isian berbahasa Inggris yang ada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPS atau Ekonomi).
  • Pusat Perbelanjaan, fokus kebahasaan: mengetahui penulisan nama-nama benda yang dijual, ataupun jika memungkinkan berinteraksi dengan wisatawan asing yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran Matematika, IPS, ataupun PKn).
  • Rumah Sakit, fokus kebahasaan: mengenal istilah-istilah kedokteran umum dalam bahasa Inggris, mengetahui beberapa tanda yang ada di sana, ataupun berinteraksi dengan foreign people yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPA ataupun PKn).
6.    Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
Dalam hal pemanfaatan teknologi, komputerisasi menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat membantu guru maupun peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan OHP maupun in focus sudah umum dilaksanakan di banyak sekolah.
Selain itu, media internet pun dapat digunakan dalam mengoptimalisasi proses pembelajaran Bahasa Inggris. Terdapat banyak sumber belajar yang dapat kita temukan melalui internet. Namun, dalam hal ini guru tetap diharapkan mampu membantu mengarahkan peserta didik untuk memilih dan mensortir informasi yang diperoleh melalui internet.
Kecanggihan teknologi pun dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, seperti penggunaan media blog dan e-mail  dalam mengumpulkan hasil karya siswa, penggunaan social media, seperti Yahoo Messenger, Facebook Messenger, Twitter, What’s App, Line, WeChat, KakaoTalk, maupun BlackBerry Messenger sebagai sarana untuk berkomunikasi secara langsung antara guru dan peserta didik.
Sebagai ilustrasi, seorang guru dapat membentuk sebuah group di sebuah media sosial sehingga peserta didik dapat berdiskusi ataupun mengumpulkan tugas tanpa harus tertulis di dalam kertas. Guru pun dapat memberikan feedback secara langsung atas apa yang didiskusikan maupun dituliskan oleh peserta didik. Dalam waktu tertentu, guru pun dapat membuat quiz sehingga perbincangan di media maya dapat lebih menarik namun tetap terarah.
Sering kali, di beberapa daerah terdapat kendala dalam pemanfaatan TIK terkait dengan sarana dan prasarana pendukung. Namun, diharapkan para guru dalam hal ini tidak patah arang untuk berkreasi dan berinovasi dengan kondisi yang ada. Sarana komunikasi yang terbatas dapat terjembatani dengan feedback langsung yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

Jumat, 08 November 2013

Grammar Translation Method

Grammar Translation Method


Key Features of Grammar Translation Method
      Native language
      Vocabulary / grammatical rules
      Accuracy /translation
      Language skills

Grammar-Translation Method
      traditional method of second language teaching in schools
      Most common language teaching method
      Stressed the literacy development
      Method is two-fold
      Teacher centered

Objectives of Grammar Translation Method
      To be able to read literature written in  the target language
      To be able to translate from one language to another
      To develop reading and writing skill

Characteristics of Grammar-Translation
      Learners need grammar and vocabulary
      Taught deductively
      Learned for passing English written Exams
      Extensive memorization of
     Rules
     Grammatical paradigms
     Verb conjugations

Teacher’s Role
      Requires little training
      Control of classroom
      Follows text book format
      Little interaction with students

Student’s Role
      memorize vocabulary
      verb declensions
      learn rules of grammar
      take dictation
      translate written passages
      Right answers are expected
      Little interaction with teachers and other students

Techniques
      Translation of literary passage
      Reading comprehension questions
      Use of antonyms/synonyms
      Use of cognates
      Deductive application of a rule
      Fill-in-the-blanks
      Memorization
      Use words in sentences; and
      composition 

Advantages
      Easiest for teachers to use
      Does not require teachers to speak good English or make good lesson preparations.
      Only uses the textbook
      Least stressful for students-teaching occurs in the first language
      Students learn the new language without contact with native speakers.

Disadvantages
      Students lack comprehension-only translating word-for-word
      Does not allow students to create meaning in English
      Students do not learn to read.
      Extensive memorization
      Very little student/teacher and student/student interaction

Conclusion
The Grammar Translation Method was developed for the study of “dead” languages and to facilitate access to those languages’ classical literature.















COLLABORATIVE LEARNING
Meaning of Collaborative Learning
    John Myers (1991) refers to a dictionary to clarify the definition of collaborative that comes from a word with the meaning that emphasizing of cooperation process, while the word of cooperative is more focus on cooperation product.
     Collaborative learning can be defined as a philosophy of learning that allows students to work together, building each other, learn and change together, and move forward together as well.

Differences of Collaborative and Cooperative Learning
Aspect
Cooperative
Collaborative
Student
Students receive a task in social skills and cooperation.
Students already have the capability and cooperation sociality. Students build their ability to achieve learning objectives.
Activity
Activities are structured, each student plays a specific role.
Students negotiate and organize themselves.
Teacher
The teacher is monitoring, listening and interference in group activities if necessary.
Group activities are not monitored by the teacher. If problems arise, students solve it themselves in their group. The teacher only guide students toward resolving the problem.
Assessment
Student asses the achievements of individuals and groups, guided by the teacher.
Students assess the achievements of individuals and groups without guided by the teacher.

Advantages Collaborative Learning
The results showed the superiority of collaborative learning, which can elevate the results of individual and group learning that is more directed at the metacognitive, the emergence of new ideas and problem-solving approach that is being discussed. In addition, the class who managedcollaboratively more motivated, have an inquisitive nature, a feeling of helping others, compete in a healthy and work individually more focused.
There are five basic elements to a group of collaborative learning:
¨  1. Positive interdependence
¨  2. Direct interaction with other students
¨  3. Individual responsibility
¨  4. Collaboration skills
¨  5. The effectiveness of the group.

Characteristics of Collaborative Class
       Sharing some informations between students and teacher
       Distribution of rights
       Teacher as an intermediary
       Heterogeneous groups of students

The Role of Teacher in a Collaborative Classroom
       Facilitator
       Controller of class
       Giving a task to students
       Management in class

Kinds of Collaborative Learning
There are many kinds of collaborative learning that have been developedby experts and practitioners of education, especially by experts Student TeamLearning at John Hopkins University. But only about ten kinds aregaining widespread attention, namely:
¨  Learning together (Johnson – Johnson, mid 1960s)
¨  Teams-Games-Tournaments (Devries - Edwards, early 1970s)
¨  Group Investigation (Sharan – Sharan, mid 1970s)
¨  Constructive Controversi (Johnson – Johnson, mid 1970s)
¨  Jigsaw Procedure (Aronson – Associates, late 1970s)
¨  Student Teams Achievement Divisions (Slavin – Associates, late 1970s)
¨  Complex Instruction (Cohen, early 1980s)
¨  Team Accelerated Instruction (Slavin – Associates, early 1980s)
¨  Cooperative Learning Structure (Kagan, mid 1980s)
¨ Cooperative Integrated Reading & Composition (Stevens & Slavin – Associates, late 1980s)

Conclusion
    Collaborative learning easier for students to learn and work together, each contributing ideas and be responsible for the achievement of learning outcomes on a group or individual. This philosophy is needed of today's global world. When different people can learn to  work together in the classroom, in the future they would be expected to be better citizens for thenation and country, even for the whole world. It would be easier for them to interact positively with people of different patterns of thought, not only in the local scale, but also in national and even world scale.