Menjadi bagian dari tim penyusun buku panduan guru Bahasa Inggris sebagai dokumen penunjang implementasi Kurikulum 2013 merupakan sebuah kesempatan bagi saya pribadi untuk dapat berbagi ide, pikiran, dan gagasan untuk proses pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih baik lagi. Dokumen yang masih disempurnakan ini merupakan salah satu bagian dari satu keutuhan naskah buku panduan guru Bahasa Inggris. Tulisan di bawah ini masih berbentuk draft yang perlu disempurnakan agar menjadi jauh lebih baik. Semoga dapat memberikan tambahan informasi untuk beberapa pihak yang membutuhkan.
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (peserta didik). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada peserta didik.
Terdapat beberapa tujuan penyediaan media pembelajaran, seperti:
- Menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
- Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
- Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih maupun menggunakan media pembelajaran diantaranya adalah:
- Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
- Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
- Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
- Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
- Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
- Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
- Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terdapat beberapa media dan sumber pembelajaran yang dapat dipergunakan, seperti:
- Model ucapan dan tindakan guru menggunakan setiap tindakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan benar, tepat, dan dengan sikap yang sesuai.
- Contoh peragaan dalam bentuk rekaman CD/VCD/ DVD/kaset
- Contoh interaksi tertulis
- Contoh teks tertulis
- Teks atau latihan dari buku teks Bahasa Inggris
- Teks dari buku non-teks
- Sumber dari internet, seperti:
Terdapat beberapa jenis media dan sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Media dan sumber belajar yang ada diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami proses pembelajaran Bahasa Inggris secara lebih kontekstual. Dalam ini, perlu diperhatikan sejak awal bahwa media maupun sumber belajar yang ada hanyalah sebagai alat bantu, sedangkan fokus utama dalam pembelajaran Bahasa adalah sebuah komunikasi, baik itu merupakan komunikasi interpersonal, transaksional, maupun fungsional secara lisan dan juga tulisan.
Berikut merupakan beberapa sumber belajar yang dapat dioptimalisasi oleh guru maupun peserta didik.
1. Guru
Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, guru merupakan salah satu sumber utama yang dapat dioptimalkan. Peranan seorang guru Bahasa Inggris bukan hanya sebagai pendamping dan pengarah, tetapi lebih utama sebagai contoh untuk proses pembelajaran – baik dalam sikap maupun keterampilan.
Salam segi sikap, sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yang ada di poin 2 Bahasa Inggris, diharapkan guru dapat menjadi model yang baik dalam penerapan sikap-sikap berikut sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Berikut merupakan sikap yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan KD yang telah ditetapkan:
2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
Contoh situasi dalam hal komunikasi interpersonal adalah ketika seorang guru menyapa peserta didik di pagi hari tanpa harus menunggu siswa untuk menyapa terlebih dahulu. Selain itu, akan lebih baik ketika guru pun menyapa dengan senyum sehingga perilaku santun dapat tercermin di dalamnya. Jika seorang guru sudah dapat memperlihatkan sikap santun dan peduli dalam kehidupan sehari-hari, maka peserta didik pun akan lebih mudah ketika menjadikan guru sebagai model pembelajaran dalam hal sikap.
Dalam segi keterampilan, seorang guru diharapkan dapat menjadi model untuk 4 keterampilan utama dalam berbahasa: membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sebagai orang pertama yang berhadapan langsung dengan peserta didik dalam hal penyampaian informasi, akan jauh lebih baik ketika seorang guru tidak hanya berbicara mengenai teori yang ada (tertuang dalam KD 3), tetapi pula mempraktekan keterampilan yang ada (tertuang dalam KD 4).
Dalam hal kemampuan yang diperoleh (receptive skills): menyimak dan membaca, seorang guru diharapkan memiliki minat yang tinggi dalam hal menerima informasi. Dengan memperkenalkan peserta didik kepada beberapa film berkualitas yang dapat dibahas, beberapa lagu yang memang sedang populer (sesuai dengan KD bahasa Inggris), ataupun buku yang memang cukup menarik, maka guru dapat menjadi model pembelajaran yang baik untuk peserta didik.
Dalam hal kemampuan yang diproduksi (productive skills): berbicara dan menulis, seorang guru pun akan lebih baik ketika dapat menjadi model ril dalam hal keterampilan berbahasa. Pada kelompok menulis, penulisan kosa kata (vocabullary), tanda baca (punctuation), penulisan tata bahasa (grammar), maupun originalitas penulisan merupakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan.
Dalam hal kosakata (vocabullary) maupun tata bahasa (grammar) mungkin sudah dijadikan aspek-aspek utama yang menjadi perhatian guru dalam memberikan model yang baik. Namun dalam hal penulisan tanda baca(punctuation), masih ada beberapa guru yang luput untuk memperhatikannya. Salah satu contoh kecil dalam hal ini adalah ketika seorang guru menulis di papan tulis, terkadang beberapa guru melupakan tanda baca titik (.) yang seharusnya dituliskan di setiap akhir kalimat. Pun ketika memeriksa hasil tulisan peserta didik, terkadang guru pun tidak terlalu memperhatikan keberadaan titik pada hasil tulisan peserta didik. Selain itu, penulisan huruf besar dan huruf kecil pun patut memperoleh perhatian lebih. Dewasa ini, beberapa peserta didik senang menuliskan huruf besar di tengah-tengah kata. Hal ini tentu saja akan lebih baik jika diantisipasi dari awal. Serta tentu saja, peranan guru akan jauh lebih baik muncul di sini sebagai model yang baik.
Pada kelompok keterampilan berbicara, seorang guru diharapkan dapat memberikan contoh yang baik dari segi pengucapan (pronounciation), intonasi (intonation), word stress (tekanan kata), kelancaran (fluency), maupun ketelitian (accuracy). Ketika guru sudah dapat memberikan contoh yang baik dalam berbicara, maka peserta didik pun akan dapat lebih cepat mengadopsi ketika berbicara dengan pihak lain.
2. Peserta Didik
Peserta didik pun dapat menjadi sumber belajar dalam proses belajar Bahasa Inggris. Mulai dari bagian tubuh, informasi pribadi, termasuk anggota keluarga dapat menjadi sumber belajar yang mudah diperoleh dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Sebagai contoh, ketika proses pembelajaran mengenai anggota tubuh, guru sebenarnya dapat menyiapkan torso, kerangka, maupun gambar mengenai anggota tubuh. Tetapi sebenarnya akan lebih mudah ketika peserta didik dapat menggunakan anggota tubuh mereka sendiri sebagai sumber belajar. Setelah menggunakan anggota tubuh mereka, barulah guru dapat memperkuat penguatan pemahaman dengan media pembelajaran lainnya. Satu hal yang patut disadari, jangan sampai guru mencari dan menyiapkan sesuatu yang membutuhkan usaha ekstra, tetapi melupakan apa yang ada di sekitarnya.
Tetapi perlu digarisbawahi bahwa ketika menggunakan media berupa benda, bukan benda tersebut yang menjadi inti pembelajaran, melainkan bahasa yang tertulis ataupun yang terucapkan. Misalnya ketika mengenalkan bagian wajah, bukan mengamati letak mata, telinga, ataupun bibir, tetapi bagaimana melafalkan kata eyes, ears, lips dengan bunyi s yang jangan sampai tertinggal dan juga bagaimana menuliskannya. Perlu diingat bahwa pembelajaran bahasa terfokus kepada bahasa lisan dan tulisan, bukan hanya mengenal nama-nama bendanya saja.
3. Lingkungan Kelas
Sebuah ruangan kelas dapat menjadi model pembelajaran yang baik juga dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Barang-barang yang ada di dalam kelas dapat kita beri label dalam bahasa Inggris sehingga para peserta didik dapat tetap berada di lingkungan berbahasa Inggris (English Environment). Selain itu, beberapa hasil karya peserta didik maupun poster-poster yang memuat informasi berbahasa Inggris pun dapat dipajang di dalam lingkungan kelas sehingga peserta didik dapat tetap memperoleh proses pembelajaran secara visual.
Lagi-lagi,perlu ditekankan bahwa benda yang digunakan sebagai media bukanlah inti pembelajaran. Tetapi bagaimana seorang guru menunjukan sebuah buku dan berkata “This is a book.” (artikel a jangan sampai tertinggal, dan ketika tertulis, huruf besar dituliskan di awal kalimat dan tanda titik jangan sampai tertinggal) dan juga ketika guru memperlihatkan dua buah buku dan berkata “These are my books.” (guru terfokus dengan perbedaan penulisan dan pengucapan antara this dan these, is dan are, serta penggunaan s).
4. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah pun memiliki peranan penting sebagai sumber belajar. Jangan sampai proses pembelajaran hanya terbatas oleh sebuah ruangan kelas. Ketika proses pembelajaran dapat dilaksanakan di luar kelas, tentu akan lebih menarik bagi peserta didik untuk menjalani sebuah proses pembelajaran.
Di beberapa bagian sekolah, terdapat beberapa tempat yang memungkinkan digunakan sebagai alternatif tempat pelaksanaan pembelajaran, seperti: perpustakaan, kantin, ataupun halaman sekolah. Ruangan-ruangan yang ada di sekitar sekolah pun dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk mengenal nama-nama ruangan.
Sesuai dengan salah satu KD yang ada di Bahasa Inggris, mengenai list dan label, maka ketika guru bekerja sama dengan peserta didik untuk memberikan label nama di benda-benda yang ada di lingkungan sekolah seperti trash bin, door, window, dan lain sebagainya, serta nama-nama ruangan, seperti library, classroom, canteen, dan lain sebagainya; maka proses pembelajaran bahasa Inggris dapat tetap berlangsung walaupun tidak berada di dalam ruangan kelas.
Selain lingkungan yang ada di dalam sekolah, para peserta didik pun dapat diajak untuk keluar melihat tempat-tempat yang memungkinkan untuk dikunjungi yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Untuk sekolah yang letaknya berdekatan dengan jalan, maka peserta didik dapat diajak secara langsung untuk mengenal kosakata jenis-jenis kendaraan secara langsung. Jika di sekolah terdapat kebun ataupun lapangan, maka peserta didik dapat mengenal langsung kosakata nama-nama bagian dari tumbuhan ataupun nama-nama binatang yang ada di tempat terbuka.
Dalam hal ini, label-label kata tertulis yang tersebar di lingkungan sekolah akan membantu siswa dalam kemampuan pengenalan kosa kata (vocabullary). Sehingga, yang menjadi fokus proses pembelajaran bukanlah peserta didik mengenal bendanya, tetapi bagaimana peserta didik mengetahui bagaimana cara menuliskannya dan juga melafalkannya dengan baik dan benar.
5. Lingkungan Kota/Daerah
Dalam sebuah lingkungan tertentu, tentunya terdapat beberapa tempat umum (public places) yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Kegiatan jalan-jalan (field trip) ke beberapa tempat umum ini pun dapat dijadikan sebagai sumber belajar Bahasa Inggris. Ketika mata pelajaran Bahasa Inggris dapat bekerja sama dengan mata pelajaran lain, maka proses pembelajaran pun akan jauh lebih menarik.
Contoh kegiatan, peserta didik dapat pergi ke kebun binatang untuk mengenal cara penulisan nama-nama binatang (untuk mata pelajaran Bahasa Inggris) dan juga jenis-jenis binatang (mata pelajaran Biologi). Ketika peserta didik melaksanakan field trip ke Museum bekerja sama dengan mata pelajaran Sejarah, maka peserta didik dapat melatih komunikasi berbahasanya untuk menjelaskan beberapa benda menarik yang dapat ditemukan di sana.
Berikut beberapa contoh lain tempat umum yang dapat dikunjungi beserta mata pelajaran lain yang memungkinkan untuk terlibat:
- Bank, fokus kebahasaan: mengenal secara langsung format isian berbahasa Inggris yang ada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPS atau Ekonomi).
- Pusat Perbelanjaan, fokus kebahasaan: mengetahui penulisan nama-nama benda yang dijual, ataupun jika memungkinkan berinteraksi dengan wisatawan asing yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran Matematika, IPS, ataupun PKn).
- Rumah Sakit, fokus kebahasaan: mengenal istilah-istilah kedokteran umum dalam bahasa Inggris, mengetahui beberapa tanda yang ada di sana, ataupun berinteraksi dengan foreign people yang berada di sana. (bekerja sama dengan mata pelajaran IPA ataupun PKn).
6. Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
Dalam hal pemanfaatan teknologi, komputerisasi menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat membantu guru maupun peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan OHP maupun in focus sudah umum dilaksanakan di banyak sekolah.
Selain itu, media internet pun dapat digunakan dalam mengoptimalisasi proses pembelajaran Bahasa Inggris. Terdapat banyak sumber belajar yang dapat kita temukan melalui internet. Namun, dalam hal ini guru tetap diharapkan mampu membantu mengarahkan peserta didik untuk memilih dan mensortir informasi yang diperoleh melalui internet.
Kecanggihan teknologi pun dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, seperti penggunaan media blog dan e-mail dalam mengumpulkan hasil karya siswa, penggunaan social media, seperti Yahoo Messenger, Facebook Messenger, Twitter, What’s App, Line, WeChat, KakaoTalk, maupun BlackBerry Messenger sebagai sarana untuk berkomunikasi secara langsung antara guru dan peserta didik.
Sebagai ilustrasi, seorang guru dapat membentuk sebuah group di sebuah media sosial sehingga peserta didik dapat berdiskusi ataupun mengumpulkan tugas tanpa harus tertulis di dalam kertas. Guru pun dapat memberikan feedback secara langsung atas apa yang didiskusikan maupun dituliskan oleh peserta didik. Dalam waktu tertentu, guru pun dapat membuat quiz sehingga perbincangan di media maya dapat lebih menarik namun tetap terarah.
Sering kali, di beberapa daerah terdapat kendala dalam pemanfaatan TIK terkait dengan sarana dan prasarana pendukung. Namun, diharapkan para guru dalam hal ini tidak patah arang untuk berkreasi dan berinovasi dengan kondisi yang ada. Sarana komunikasi yang terbatas dapat terjembatani dengan feedback langsung yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.